18 Maret 2015

Kamu ...

dan dari kamu, aku bisa menciptakan banyak rindu
lalu, dari rindu aku mengerti. setiap pertemuan itu berarti
dan dari rindu, aku bersabar, bahwa temu memang tak banyak harap. sebab waktu memiliki jawabnya

katakan pada waktu, aku akan jadi orang pertama yang menegurnya. jika ia tak menepati janji tuk mempertemukan rindu kita

jika waktu tak menepati janjinya untuk sebuah pertemuan hangat, maka Tuhan kan menjatuhkan setiap rindu tepat pada pemiliknya

untukmu, semoga rindu yang hanya sampai menjadi sebuah kata. Tak membuatmu menjatuhkan air mata

dan untuk segala sebab yang membuat basah matamu. Cinta punya banyak cara untuk menghapusnya ---kita dan temu

aku selalu berharap pada waktu dan kamu yang kurindu. setelahnya ku titipkan pada Sang Pencipta. Semoga kau dan rindu terjaga

Tanyakan pada angin, tentang rindu yang selalu ku kecup hangat. Dan Tuhan, menyimpan satu persatu sang rindu yang sudah terucap.

Dan waktu akan menjawabnya. Rinduku tak kan ada henti. Karena hati sudah memilihmu sebagai pemilik yang badi.

Cipta Tuhan sealu pada tempatnya. Kita, yang dipilih waktu.

Peluklah aku dengan erat sekali ini saja. Agar rindu tak begitu menyiksa.

Siksa rindu adalah sebab dari sang pembunuh temu. Jarak. Dan sebab angin yang tidak menjatuhkan takdir pada pemiliknya

Sesekali aku berpikir ingin menjadi petani. Ingin menanam benih rindu, kusirami dengan air mata. Dan berbuah temu bahagia.

Jika rindu ini diibaratkan bentuk, bagaimana dengan bentuk cinta yang menggebu?

Aku tak pernah tahu seperti apa bentuk dari cinta. Yang aku tahu, rindu kepada tertuju

Lalu bagaimana jika senja menahan rindu sejenak? Untuk sekedar menikmati jingganya?

Jika saat senja tenggelam, rinduku tak kan menghilang. Tetap ada dalam malam, dalam mimpi indah, kamu

Dan cintaku, akan tetap hangat. Lalu menghangatkan tubuhnya yang menggigil sebab basah

Hentikan hujan di kedua matamu. Aku tak pernah mengajarimu cara menganisi rindu

Tapi sesak yang ku ukir didadanya membuat mata itu basah, Sesuatu telah jatuh dari tempat keindahan itu

Kamu tak tahu, ada luka di dadaku. Kamu tak mengerti karena kamu tak peduli

Untuk luka yang kubuka, maafkan. Jika saja aku sempurna, aku akan mengobatinya

Jatuhkans aja hatiku berkali-kali. Untuk luka darimu bertubi-tubi. Kesekian kali

Jangan jatuhkan sesuatu yang membuatku lemah.

Sesuatu yang sudah jatuh belum tentu tetap utuh

Tapi ia akan tetap ada bersama luka yang terbuka

Bahkan luka sekarang tak begitu terasa karena mungkin sudah terbiasa, terluka

Jika biasa, biarkan saja hujang menghapusnya sedikit demi sedikit. Maka kau akan merasa bahagia. Setelah kehilangan

Aku tak menegerti bagaimana caranya. Waktu bisa merubah luka menjadi bahagia

Tanyakan pada waktu. Kamu akan berbahagia pada waktu yangtelah Tuhan cipta

Tak perlu bertanya pada waktu. Aku sudah yakin bahagia sudah semestinya ada setelah luka ....